Bahasa Indonesia

Kudeta fasis pada tanggal 6 Januari

Artikel ini awalnya muncul dalam bahasa Inggris pada tanggal 29 Desember 2020

Pemberontakan fasis di Washington DC — yang mengakibatkan penyerbuan Kongres Amerika Serikat, pembubaran para senator dan anggota-anggota DPR yang ketakutan, penundaan validasi resmi dari mayoritas Lembaga Pemilihannya (Electoral College) Joseph Biden, dan bahkan pendudukan dari kantor milik Ketua DPR Nancy Pelosi — adalah titik balik dalam sejarah politik di Amerika Serikat.

Pemujaan kuno dari demokrasi Amerika yang tak terkalahkan dan abadi itu telah benar-benar terungkap dan didiskreditkan sebagai mitos politik yang kosong. Ungkapan populer “It Can't Happen Here (Itu Tidak Bisa Terjadi Di Sini),” diambil dari judul cerita fiksi terkenalnya Sinclair Lewis tentang kebangkitan fasisme di Amerika, dengan secara cepat telah diambil alih oleh berbagai peristiwa. Kudeta fasis tidak hanya dapat terjadi di sini. Itu telah terjadi di sini, pada sore hari dari tanggal 6 Januari 2021.

Pendukung-pendukung Trump menyerbu Capitol, Rabu, 6 Januari 2021, di Washington. (Foto AP / John Minchillo)

Selain itu, bahkan jika upaya awalnya telah gagal untuk mencapai tujuannya, itu akan terjadi lagi.

Apa yang terjadi kemarin merupakan hasil dari konspirasi yang direncanakan dengan cermat. Hal itu dipicu oleh Donald Trump, yang telah bekerja dengan sekelompok konspirator fasis yang secara strategis ditempatkan di Gedung Putih dan lembaga-lembaga berpengaruh lainya, yaitu departemen-departemen dan lembaga-lembaga negara. Operasi pada hari Rabu itu membawa serta dengannya bau busuk milik putra-putranya Trump, para pembantu dekatnya seperti Stephen Miller, dan banyak orang lain lagi yang bekerja di belakang layar di dalam golongan militer, Garda Nasional, dan polisi.

Konspirasi tersebut memanfaatkan teknik kudeta modern yang terkenal. Para anggota komplotan itu telah mengidentifikasikan pertemuan Kongres untuk meratifikasi mayoritas dari Lembaga Pemilihannya Biden sebagai waktu yang tepat untuk bertindak. Penyerbuan itu disiapkan dengan berminggu-minggu klaim bohong oleh Trump dan antek-anteknya bahwa pemilu 2020 telah dicuri. Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell memberikan servis yang menentukan dengan menahan pengakuan dari Partai Republik atas pemilihan Biden selama berminggu-minggu, sehingga memberikan waktu dan legitimasi kepada upayanya Trump untuk mendiskreditkan pemilihan umum dengan klaim-klaim palsu dari surat suara yang curang.

Mayoritas dari anggota kongres Partai Republik dan sejumlah besar dari senator Partai Republik telah mengatur hari Rabu debat politik yang mana legitimasi dari Lembaga Pemilihan Umum ditantang, untuk memberikan dalih yang diperlukan dari pemberontakan sayap kanan yang direncanakan itu. Sinyal terakhir untuk penyerbuan gedung Capitol diberikan oleh Trump sendiri, yang menyampaikan seruan pemberontakan kepada para pendukungnya, yang — dapat dipastikan — telah diarahkan oleh elemen-elemen yang dididik dalam polisi, militer, dan paramiliter.

Itu telah diketahui dengan secara luas bahwa gang-gang fasis itu hampir tidak menemui perlawanan saat mereka menyerbu gedung Capitol. Di area-area yang penting dan rentan di gedung Capitol, polisi hampir tidak terlihat. Untuk mengevaluasi secara politis tanggapan polisi pada hari Rabu itu, kita hanya perlu mengingat kekerasan yang dilakukan pada bulan Juni yang lalu terhadap demonstrasi damai melawan anti-kebrutalan polisi di Lafayette Park.

Seandainya protes sayap kiri yang telah diserukan di Washington untuk memprotes upaya Trump untuk menggulingkan hasil pemilihan umum, para demonstran — seperti yang diketahui semua orang — akan disambut dengan pertunjukan kekuatan besar-besaran dari polisi dan Garda Nasional. Penembak-penembak jitu polisi akan ditempatkan dengan secara strategis di setiap gedung di sekitar pengunjuk rasa. Helikopter-helikopter militer dan drone akan berputar-putar di atasnya. Sedikit gerakan yang salah dari kerumunan itu, betapapun damainya, akan dipenuhi dengan tuntutan untuk pembubaran segera, diikuti dalam beberapa menit dengan peluncuran rentetan tabung gas air mata. Ratusan, bahkan ribuan, akan diculik dan ditangkap.

Tanggapan dari Partai Demokrat terhadap kudeta itu telah menunjukkan ketidakberdayaan politik yang menyedihkan. Jam-jam pertama dari pemberontakan itu berlalu tanpa satu pun dari pemimpin Partai Demokrat yang terkemuka mengeluarkan kecaman tegas atas konspirasi tersebut, juga tidak ada seorang pun dari tokoh Demokrat yang menyerukan perlawanan secara publik terhadap kudeta itu. Mantan Presiden Obama dan keluarga Presiden Clinton, yang diikuti jutaan orang di Twitter, tetap diam saja sepanjang hari.

Sedangkan presiden terpilih, Biden telah menunggu berjam-jam sebelum pada akhirnya tampil di hadapan publik. Setelah menggambarkan serangan terhadap gedung Capitol itu sebagai penghasutan, Biden membuat seruan yang sulit dipercaya kepada pemimpin konspirasi: “Saya meminta Presiden Trump untuk tampil di televisi nasional sekarang ini, untuk memenuhi sumpahnya dan membela Konstitusi dan menuntut pengakhiran dari pengepungan ini. .”

Biasanya, ketika dihadapi dengan upaya untuk menggulingkan rezim konstitusional, pemimpin politik yang terancam oleh konspirasi itu harus segera berusaha untuk mencabut semua akses ke media massa dan audiens nasional dari para pengkhianat. Tetapi Biden, sebaliknya, meminta Trump untuk tampil di televisi nasional — untuk membatalkan pemberontakan yang telah diorganisasinya!

Biden mengakhiri pidatonya dengan permintaan untuk bertindak yang berikut. “Jadi, Presiden Trump, cepatlah.” Seruan yang tidak berarti bagi calon diktator fasis ini akan tercatat dalam sejarah seperti pidato Biden “Hitler, lakukanlah hal yang benar”.

Partai Demokrat, dan apalagi media, tidak berniat untuk mengungkap konspirasi tersebut dengan secara mendalam dan meminta pertanggungjawaban dari anggota-anggota komplotan dan organisatornya. Upaya untuk menutupi kejahatan itu telah dimulai, dengan media berbicara secara berlebihan tentang perlunya Partai Demokrat dan Partai Republik “untuk bersatu dalam kesatuan bipartisan.”

Keputusan DPR dan Senat, pada malam harinya, untuk mendukung pemilihan Biden bukanlah merupakan akhir dari krisis ini.

Himbauan untuk “persatuan” dengan para konspirator membuka jalan bagi upaya selanjutnya untuk melakukan kudeta fasis. Ini adalah pelajaran dari invasi ke gedung Capitol daerah pada bulan April yang lalu oleh preman-preman fasis bersenjata di Lansing, Michigan dan konspirasi berikutnya pada musim gugur di tahun 2020 untuk menculik dan membunuh Partai Demokrat gubernur, Gretchen Whitmer. Partai Demokrat dan media dengan cepat menekan liputan kejahatan ini dan hampir tidak membela Whitmer dari serangan itu. Para anggota komplotan itu, sejauh ini, hanya menerima tamparan di tangan.

Tanggapan dari Partai Demokrat terhadap konspirasi fasis ini tidak hanya didikte oleh kepengecutan atau kebodohan. Sebaliknya, sebagai perwakilan dari oligarki korporate-financial, mereka takut bahwa pembongkaran konspirasi kriminal ini dan tujuan politiknya akan memicu reaksi massa di dalam kelas pekerja yang akan berubah menjadi gerakan yang melawan negara kapitalis dan kepentingan-kepentinganya.

Upaya untuk menyembunyikan konspirasi ini harus ditentang. Para pekerja harus mengajukan tuntutan untuk segera memecat dan menangkap Trump. Dia tidak bisa dibiarkan tetap menjabat, memanfaatkan kekuatan besar dari kepresidenan untuk melanjutkan rencananya. Retensinya atas Gedung Putih merupakan ancaman besar bagi rakyat Amerika Serikat dan dunia. Trump masih memiliki kekuatan untuk mengumumkan keadaan darurat nasional dan bahkan melancarkan perang. Jarinya tetap berada di pelatuk nuklir.

Rekan-rekan konspiratornya juga tidak boleh tetap memegang jabatanya. Para senator dan anggota kongres dari Partai Republik yang terlibat dalam konspirasi juga harus dikeluarkan dari Senat dan Kongres, ditangkap, diadili, dan dikirim ke penjara.

Referensi berkelanjutan oleh Partai Demokrat untuk “rekannya Partai Republik” dengan sendirinya merupakan ejekan dari demokrasi.

Tuntutan harus diajukan untuk penyelidikan secara publik dengan pendengaran pendapat yang terbuka, yang bertujuan untuk mengidentifikasikan semua yang terlibat dalam konspirasi tersebut, yang mengarah untuk penangkapan dan pemenjaraan mereka.

Sama sekali tidak ada kepercayaan yang harus ditempatkan pada pemerintahan Biden yang mendatang — dengan asumsi bahwa pelantikannya tidak terhalang oleh pemberontakan yang lebih lanjut — untuk meminta para konspiratornya bertanggungjawab dan membela demokrasi.

Tidak boleh dilupakan bahwa Biden dan Partai Demokrat hanya mewakili faksi politik lainnya dari kelas penguasa yang sama. Seperti yang dideklarasikan oleh Obama dengan segera setelah pemilihannya Trump, konflik di antara Partai Demokrat dan Republikan merupakan tidak lebih dari 'pertarungan intramural,' yaitu, pertarungan persahabatan antara anggota tim yang sama. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Rabu malam, Obama memilih Partai Republikan untuk pemujiannya, menulis dengan patuh: “Saya telah berbesar hati melihat banyak anggota partai presiden berbicara dengan tegas hari ini.” Satu-satunya tujuan dari pernyataan semacam itu adalah untuk menyembunyikan kebenaran tentang sejauh mana jangkauan kudeta fasis tersebut.

Peristiwa pada tanggal 6 Januari 2021 itu harus dijadikan sebagai peringatan. Kelas pekerja harus mengembangkan strategi politik dan rencana aksinya untuk mengalahkan upaya-upaya  pemaksaan kediktatoran di masa depan.

Dinamika politik dan ekonomi dari pertentangan kapitalis dan kontrarevolusi akan terus berlanjut, bahkan dengan Trump tidak lagi berjabatan. Dinamika ini tidak akan mereda setelah tanggal 20 Januari. Partai Demokrat, yang delegasi kongres dan senatornya dipenuhi dengan jutawan dan orang-orang yang memiliki hubungan paling dekat dengan CIA dan militer, tidak kalah dengan Partai Republik dalam mengatur konspirasi untuk menekan hak-hak demokrasi.

Bagaimanapun juga, kebijakan pemerintahan Biden, yang akan menggunakan haluan negara yang ditetapkan oleh Wall Street dan golongan militer, akan terus membina dan meningkatkan kemarahan dan frustrasinya rakyat yang telah digunakan oleh golongan fasis.

Sepanjang tahun lalu, dengan perjuangan yang terus menerus untuk melawan kebijakan kekebalan kelompok (herd immunity) dari kelas penguasa, Partai Kesetaraan Sosialis (Socialist Equality Party) telah menunjukkan secara rinci hubungan antara tanggapan yang tidak manusiawi dari kelas penguasa terhadap pandemi ini dan serangan pemerintahan Trump terhadap hak-hak demokrasi.

Bahaya ini masih belum berlalu.

Sangatlah penting untuk membangun jaringan komite rank-and-file di pabrik dan tempat-tempat kerja yang akan mampu mengorganisir perlawanan rakyat secara umum melalui mobilisasi dari semua bagian dari kelas pekerja.

Di atas segalanya, para pekerja harus memahami bahwa kehancuran dari demokrasinya Amerika berakar pada krisis kapitalisme. Dalam masyarakat yang terpecah belah oleh tingkat ketidaksetaraan sosial yang sangat tinggi, tidak mungkin akan dapat untuk mempertahankan demokrasi.

Tariklah pelajaran dari tanggal 6 Januari ini!

Ambillah perjuangan untuk sosialisme dan pembelaan dari hak-hak demokrasi dengan menjadi anggota dari Partai Kesetaraan Sosialis (Socialist Equality Party).

Loading