Bahasa Indonesia

Penangkapan Abdullah Ocalan: Apa yang terjadi kepada hak suaka?

Penculikan Abdullah Ocalan, pemimpin Partai Pekerja Kurdistan (Workers Party of Kurdistan-PKK), adalah sebuah serangan terhadap masyarakat Kurdi yang harus secara tegas dicela dan dikutuk oleh kaum pekerja dan setiap orang yang menaruh perhatian kepada perlindungan atas hak-hak demokrasi.

Pemburuan Ocalan hampir oleh setiap pemerintah di Eropa, atas perintah Amerika Serikat dan rejim reaksionernya di Ankara, bukan hanya bersifat munafik tetapi juga kejam. Tidak ada seorangpun yang mempelajari keadaan yang melingkungi penculikan Ocalan di Kenya yang tidak menjadi gusar terhadap sinisme dan kelicikan dari pemerintah-pemerintah yang berfungsi sebagai kaki tangan para tukang gantung rakyat Kurdi yang berkebangsaan Turki. 

Ocalan bukanlah seorang teroris. Ia adalah pemimpin sebuah gerakan massa yang menentang salah satu rejim yang terkejam di dunia. Turki telah lama disamakan dengan penindasan atas hak-hak demokrasi. Negara itu telah bertahun-tahun melakukan serangan yang menyebabkan kematian rakyat Kurdi yang hidup dalam perbatasannya, dan berulang-ulang memperluas perangnya ke penduduk Kurdi di Irak utara. Ocalan adalah pemimpin gerakan nasionalis burjuis yang terlibat dalam sebuah perang saudara.

Usaha untuk menggambarkan rejim Turki sebagai korban demokratik dari seorang teroris yang jahat patut ditertawakan. Meskipun pers Barat yang telah diteliti secara politis telah memuat laporan-laporan tentang tawaran-tawaran oleh Ocalan yang berulang-kali mengusulkan perundingan-perundingan dengan pemerintah Turki, yang semuanya telah dikesampingkan. Rejim Bulent Ecevit ini merupakan hasil dari penindasan politik yang sistematis. Tahun lalu Ankara melarang partai terbesar negara itu, Partai Kesejahteraan (Welfare Party) yang berdasarkan Islam, dan hanya tiga minggu lalu, sebelum pemilihan umum di bulan April, Jaksa Agung Turki menuntut penutupan Partai Demokrasi Rakyat (People's Democracy Party) pendukung rakyat Kurdi. Itu adalah merupakan pelanggaran kriminal meskipun hanya menganjurkan untuk berunding dengan PKK.

Komite International dari International Keempat (International Committee of the Fourth International), gerakan Trotskyis dunia, mempunyai sebuah rekor lama dan umum dalam menentang politik-politik PKK. Gerakan kami menolak perspektif nasionalis PKK dan taktik-taktik tidak benar yang dihasilkanya. Tetapi hal itu sama sekali bukan berarti dukungan untuk penindas-penindas rakyat Kurdi, atau mengurangi perlindungan kami terhadap hak-hak demokrasi organisasi-organisasi massa dan pemimpin-pemimpin politik mereka.

Penolakan hak-hak suaka

Penuntutan dan penculikan Ocalan menandai sebuah penolakan oleh pemerintah-pemerintah di seluruh dunia, pertama dan yang terutama Amerika Serikat, atas hak dasar demokrasi suaka politik. Dari satu rejim ke rejim yang berikutnya-dari yang dianggap sebagai pemerintah nasionalis "radikal" Hafez El Assad di Suriah ke pemerintah-pemerintah "demokratis" Eropa-menutup daerah perbatasannya kepada seorang pemimpin politik yang akan menghadapi penyiksaan dan kematian di tangan rejim Turki yang didukung golongan militer.

Apa yang dahulu adalah sebuah hak yang diperhatikan dengan teliti dan dihormati-hak suaka-secara efektif tidak lagi ada. Di bawah panji "anti-terorisme," yang munafik, semua bentuk kegiatan oposisi melawan penindasan politik dan ekonomi dijadikan tindakan kriminal.

Pada abad ke-18 dan 19 ada pengakuan bahwa banyak orang terlibat dalam perjuangan politik melawan rejim-rejim penindas. Sebuah perbedaan yang penting dan selayaknya dibuat antara perjuangan politik seperti itu dan kegiatan kriminal. Maka dari itu diakui bahwa pemimpin-pemimpin gerakan massa mempunyai hak untuk mendapat tempat perlindungan yang aman dari penuntut-penuntutnya.

Selama Revolusi Amerika, itu merupakan hal yang mungkin untuk Franklin dan Jefferson tinggal di Perancis tanpa takut diserahkan ke Inggris. Dalam abad ke-19, pemimpin-pemimpin revolusi seperti Garibaldi dan Marx dapat berpindah-pindah ke seluruh Eropa dan hidup sebagai orang-orang politik diperasingan. Tetapi dalam abad ke-20, hak dasar ini telah makin bertambah dilemahkan.

Ledakan kemarahan dan keputusasaan orang-orang Kurdi di seluruh Eropa menunjukkan bahwa Ocalan memimpin sebuah gerakan massa, yang mengungkapkan kebohongan alasan yang sederhana dan bermanfaat untuk diri sendiri yang disodorkan oleh Amerika Serikat untuk penangkapannya. "Kami terang-terangan sangat gembira dengan penangkapan pemimpin teroris ini," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Joe Lockhart.

Peranan Amerika Serikat

Peranan Amerika Serikat dalam penculikan Ocalan harus diselidiki dan dibeberkan. Laporan-laporan pers telah mengutip pegawai-pegawai negeri Turki yang menyatakan bahwa agen-agen Amerika FBI, di Nairobi sejak pemboman kedutaan Amerika Serikat di sana bulan Agustus lalu, memberi informasi kepada pemerintah Turki tentang keberadaan Ocalan.

Walaupun demikian dua hal dapat dikatakan sekarang tentang peranan pemerintah Amerika Serikat. Dukungannya untuk penangkapan Ocalan merupakan kelanjutan dari cara bekerja (modus operandi) memasang etiket "teroris" kepada individuil-individuil, gerakan-gerakan politik dan bahkan negara-negara yang secara apapun menjadi halangan kepada rencana-rencana ekonomi dan politis kaum burjuis Amerika. Tujuannya adalah untuk mencemarkan di depan mata umum semua halangan-halangan untuk nafsu global imperialis Amerika Serikat semacam itu dan menciptakan kondisi untuk pembasmiannya. Tidak jarang, "teroris" hari ini-seperti Saddam Hussein-adalah sekutu dan sahabat dari "dunia bebas" kemarin.

Kenyataan bahwa pemimpin seperti Ocalan, yang seharusnya tidak lebih daripada seorang pembunuh yang suka melempar bom, dapat memenangkan pengikut di antara lapisan luas dari rakyat jelata, tidak pernah diselidiki, atau sekalipun dibicarakan. Sama sekali tidak diungkapkan kondisi-kondisi buruk di bawah yang mana orang-orang Kurdi dipaksa untuk hidup, lebih pula tentang siapa yang bertanggungjawab untuk kondisi-kondisi ini. Tidak ada perbedaan yang dibuat antara sebuah gerakan yang menarik dukungan rakyat jelata, dan para elit ekonomi dan politik yang memaksakan penindasan mereka.

Seperti biasanya, di belakang kampanye-kampanye resmi melawan terorisme berdiri sebuah motif yang tidak murni, seperti perebutan antara Amerika Serikat dan kekuatan-kekuatan besar lainnya atas kontrol minyak bumi, di Teluk Persia dan daerah Laut Kaspia. Ada sebuah hubungan langsung, jika tidak dibicarakan secara terbuka, antara pemburuan Ocalan yang kejam dan rencana-rencana Amerika Serikat dan Turki untuk membangun sebuah saluran pipa minyak dari daerah kaya minyak tanah Kaspia ke Mediterania yang akan melintang melewati Turki bagian Tenggara yang didiami orang-orang Kurdi.

Riwayat terorisme internarnational Washington

Hal kedua dan yang lebih mendasar adalah pemerintah Amerika Serikat merupakan pemerintah terakhir di dunia yang dapat mengajarkan tentang jahatnya terorisme. Amerika Serikat mempunyai sebuah catatan yang panjang dan berdarah atas pembiayaan, pelatihan dan pengawasan pembunuh-pembunuh profesional yang menterorisir orang-orang di seluruh dunia. Washington bertanggungjawah untuk pembunuhan massal yang dijalankan oleh tentara-tentara sewaan dan regu-regu penembak mati di setiap negara di Amerika Tengah. Presiden-presiden AS telah berjabat tangan dengan pemimpin-pemimpin regu-regu penembak mati dari negara-negara seperti El Salvador, Honduras dan Guatemala. Peranan AS dalam perang kontra melawan rakyat Nicaragua adalah terkenal.

Kaki tangan CIA dalam kepemimpinan gerakan Renamo yang terkenal itu membunuh secara besar-besaran rakyat jelata di Mozambik selama bertahun-tahun. Ketua Unita Jonas Savimbi, aset CIA lainnya, memburu Angola selama puluhan tahun, menyebarkan kematian dan kehancuran. Hal-hal ini hanyalah sejumlah contoh yang dapat disebutkan dari terorisme yang disponsori oleh AS.

Dalam pemburuan dan penangkapan Ocalan, yang penting-dan patut dicela-adalah warna politik dari semua pemerintah yang memainkan peranan utama. Mereka semua merupakan bagian dari galeri foto-foto penjahat yang terdiri dari pemerintah-pemerintah demokratis sosial dan pemerintah-pemerintah "kiri" yang mungkin secara tepat dapat dinamakan sebuah front gabungan penindasan.

Assad dari Suriah, mantan pemimpin Front Penolakan (Rejectionist Front), mengalah di bawah tekanan AS dan Turki dan mengusir Ocalan pada bulan Oktober lalu. Pemimpin PKK tersebut telah berdiam di Damascus sejak 1980.

Ocalan melarikan diri ke Rusia, yang seharusnya sebuah demokrasi dalam proses pembangunan, yang menolak hak suakanya. Di bulan November ia mengambil perlindungan di Roma, dimana ia sekali lagi memohon untuk hak suaka. Pemerintah Itali dikepalai oleh Massimo D'Alema, yang sebelumnya seorang pemimpin dari Partai Komunis Itali, menolak tuntutan pemerintahan Turki untuk penyerahannya kembali, tetapi menolak untuk memberikan hak suaka. D'Alema bekerja di belakang layar untuk pengusiran Ocalan, dan di pertengahan bulan Januari Ocalan dipaksa keluar.

Selama beberapa minggu keberadaan Ocalan menjadi bahan spekulasi kuat, ketika satu pemerintah setelah lainnya menolak untuk memberikan perlindungan. Jerman dengan seorang pemimpin Demokratik Sosial dan seorang pemimpin Partai Penghijauan (Green Party) sebagai menteri luar negeri, dan kediaman golongan minoritas Kurdi terbesar di benua Eropa, tidak akan membiarkan Ocalan masuk.

Pemimpin PKK tersebut tak diizinkan masuk ke Belanda dan Yunani, sementara itu Itali dan Denmark memberikan peringatan bahwa mereka tidak menginginkannya di dalam daerah kekuasaan mereka. Pada tanggal 1 Februari, pesawat udara Ocalan diperbolehkan untuk mendarat di pulau Korfu di Yunani, setelah datang dari negara "netral dan demokratis" Swis.

Pada hari berikutnya Ocalan mencoba untuk mendarat di Rotterdam, Belanda, agar dapat muncul di depan Mahkamah Perantaraan International untuk mengajukan masalah rakyat Kurdi. Tetapi ia dicegah untuk menjalankan maksudnya oleh pemerintah Belanda, yang mengumumkannya sebagai "orang asing yang tidak diinginkan".

Ketika pesawat udara Ocalan diberitakan menuju ke Yunani, seorang juru bicara untuk pemerintah "sosialis" PASOK di Athena berkata, "Politik kami adalah sangat terang. Kami tidak menginginkan keberadaan Ocalan di Yunani."

Sebagai penggantinya pemerintah Yunani menganjurkan Ocalan untuk terbang ke Nairobi, ibukota Kenya, dimana ia disembunyikan di dalam kompleks kedutaan besar Yunani. Memang bukanlah rahasia bahwa sejak pemboman kedutaan AS, Nairobi telah penuh dangan agen-agen CIA dan FBI Amerika, dan Mossad Israel.

Hanya merupakan masalah waktu saja sebelum berbagai badan-badan inteligensia berdampingan dengan pejabat-pejabat Kenya dan Yunani dan komandan-komandan Turki menyeret pemimpin Kurdi itu dari kedutaan Yunani dan menaikkannya ke dalam sebuah pesawat terbang ke Turki. Pemimpin Turki yang mengetuai penculikan itu, Bulent Ecevit, adalah mantan politikus demokratis sosial.

Rantaian peristiwa yang tercela ini memberikan sebuah gambaran integrasi yang sempurna berbagai rejim burjuis nasionalis, ex-Stalinis dan pemimpin-pemimpin dan partai-partai demokratis sosial ke dalam aparatus politik dan inteligensia AS dan imperialis dunia. Pelanggaran menyolok sebuah hak demokrasi dasar ini, yaitu hak suaka, harus dianggap sebagai sebuah peringatan oleh kaum pekerja seluruh dunia.

World Socialist Web Site dengan tegas mencela penangkapan Ocalan dan menuntut pembebasannya yang segera. Kami mengajak siapapun yang berkepentingan dengan perlindungan hak-hak demokrasi untuk bergabung dengan tuntutan ini.

Loading